Bagaimana Urgensi Integrasi Nasional Sebagai Salah Satu Parameter Persatuan dan Kesatuan Bangsa?
Dalam mengarungi kehidupannya, sebuah negara-bangsa (nation
state) selalu dihadapkan pada upaya bagaimana menyatukan keanekaragaman orang–orang
yang ada di dalamnya agar memiliki rasa persatuan, kehendak untuk bersatu dan
secara bersama bersedia membangun kesejahteraan untuk bangsa yang bersangkutan.
Suatu negara-bangsa membutuhkan persatuan untuk bangsanya yang dinamakan
integrasi nasional. Menurut saafroedin Bahar tahun 1996 Integrasi Nasional
adalah Upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan
wilayahnya. Menurutnya integrasi politik adalah penyatuan masyarakat dengan
sistem politik. Integrasi politik dibagi menjadi lima jenis, yakni 1) integrasi
bangsa, 2) integrasi wilayah, 3) integrasi nilai, 4) integrasi elit-massa, dan
5) integrasi tingkah laku (perilaku integratif). Integrasi bangsa menunjuk pada
proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu kesatuan
wilayah dan dalam suatu pembentukan identitas nasional. Integrasi wilayah menunjuk
pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas unit-unit
sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok-kelompok sosial budaya masyarakat
tertentu.
Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi
vertikal dan horizontal. Dimensi yang bersifat vertikal menyangkut hubungan
elit dan massa, baik antara elit politik dengan massa pengikut, atau antara
penguasa dan rakyat guna menjembatani celah perbedaan dalam rangka pengembangan
proses politik yang partisipatif. Dimensi horizontal menyangkut hubungan yang berkaitan
dengan masalah teritorial, antar daerah, antar suku, umat beragama dan golongan
masyarakat Indonesia. Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling
ketergantungan antar daerah dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Adanya
saling ketergantungan menjadikan wilayah dan orang-orang dari berbagai latar akan
mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis. Integrasi
berkebalikan dengan disintegrasi. Jika integrasi menyiratkan adanya
keterpaduan, kesatuan dan kesepakatan atau konsensus, disintegrasi menyiratkan
adanya keterpecahan, pertentangan, dan konflik. Jika integrasi terjadi
konsensus maka disintegrasi dapat menimbulkan konflik atau perseturuan dan
pertentangan. Disintegrasi bangsa adalah memudarnya kesatupaduan antar
golongan, dan kelompok yang ada dalam suatu bangsa yang bersangkutan. Gejala disintegrasi
merupakan hal yang dapat terjadi di masyarakat. Masyarakat suatu bangsa pastilah
menginginkan terwujudnya integrasi. Namun, dalam kenyataannya yang terjadi
justru gejala disintegrasi. Disintegrasi memiliki banyak ragam, misalkan
pertentangan fisik, perkelahian, tawuran, kerusuhan, revolusi, bahkan perang.
Di era globalisasi, tantangan itu ditambah oleh adanya
tarikan global dimana keberadaan negara-bangsa sering dirasa terlalu sempit
untuk mewadahi tuntutan dan kecenderungan global. Dengan demikian keberadaan
negara berada dalam dua tarikan sekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa
globalisasi yang cenderung mangabaikan batas-batas negarabangsa, dan tarikan
dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang sempit seperti
ikatan etnis, kesukuan, atau kedaerahan. Di situlah nasionalisme dan keberadaan
negara nasional mengalami tantangan yang semakin berat. Di sisi lain, tantangan
integrasi juga dapat dikaitkan dengan aspek aspek lain dalam integrasi yakni
aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya. Model integrasi yang berlangsung di
Indonesia adalah model integrasi imperium Majapahit, model integrasi kolonial,
dan model integrasi nasional Indonesia. Pengembangan integrasi dapat dilakukan
melalui lima strategi atau pendekatan yakni 1) Adanya ancaman dari luar, 2)
Gaya politik kepemimpinan, 3) Kekuatan lembaga–lembaga politik, 4) Ideologi Nasional,
dan 5) Kesempatan pembangunan ekonomi.
Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu
yang tidak mungkin diwujudkan, karena setiap masyarakat di samping membawa potensi
integrasi juga menyimpan potensi konflik atau pertentangan. Persamaan
kepentingan, kebutuhan untuk bekerjasama, serta konsensus tentang nilai-nilai
tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi yang mengintegrasikan. Sebaliknya
perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti perbedaan suku, perbedaan
agama, perbedaan budaya, dan perbedaan kepentingan menyimpan potensi konflik,
terlebih apabila perbedaan-perbedaan itu tidak dikelola dan disikapi dengan
cara dan sikap yang tepat. Namun apa pun kondisinya, integrasi masyarakat
merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk membangun kejayaan bangsa dan negara
sehingga perlu senantiasa diupayakan. Kegagalan dalam mewujudkan integrasi
masyarakat berarti kegagalan untuk membangun kejayaan nasional, bahkan dapat
mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan.Integrasi
bangsa diperlukan guna membangkitkan kesadaran akan identitas bersama,
menguatkan identitas nasional, dan membangun persatuan bangsa.
Komentar
Posting Komentar